portal berita online terbaik di indonesia
Berita  

Pemuda, Pemilu, dan Bonus Demografi

Ketika menghadapi tahun 2023, sebagian besar penduduk Indonesia akan terdiri dari generasi muda. Sekitar 47,3 persen penduduk Indonesia terdiri dari generasi milenial. Generasi ini diketahui memiliki karakter yang kritis, memiliki akses informasi yang baik, dan sangat terampil dalam menggunakan teknologi. Generasi milenial juga dikenal sebagai generasi yang ambisius dan memiliki etos kerja yang tinggi dalam mencapai cita-citanya.

Berdasarkan penelitian Phil Howe dan Williams Stratus pada tahun 2010, generasi milenial sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, terutama generasi “baby boomers” yang lahir pada tahun 1945-1960. Generasi milenial cenderung lebih menginginkan interaksi sosial dan kolaborasi dalam lingkungan kerja, serta memiliki inovasi yang tinggi.

Pada dasarnya, generasi milenial ingin berkembang, memberikan dampak yang berarti, dan menciptakan perubahan. Hal ini merupakan keuntungan bagi Indonesia untuk bersaing di era global bersama dengan negara-negara berkembang dan bahkan negara maju.

Menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 305,6 juta jiwa pada tahun 2035. Pada tahun 2030, diperkirakan 70 persen atau 180 juta jiwa berada dalam usia produktif. Angka ini lebih tinggi dari negara-negara ASEAN lainnya. Oleh karena itu, Indonesia memiliki peluang untuk menikmati bonus demografi, yang ditandai dengan penurunan tingkat ketergantungan.

Dengan kata lain, keberhasilan dalam memanfaatkan generasi milenial dan bonus demografi merupakan kunci bagi Indonesia dalam memanfaatkan ledakan usia produktif. Namun, pengelolaan ledakan usia produktif ini harus dilakukan dengan baik. Jika tidak, hal ini dapat menjadi bencana.

Keterlibatan pemuda dalam politik akan menjadi penentu dalam menghadapi Pemilu 2024. Apakah ini akan menjadi berkah atau malapetaka bagi ledakan usia produktif. Oleh karena itu, pemuda atau generasi milenial yang merupakan kontributor terbesar dalam pemilihan harus menggunakan hak pilihnya dengan bijaksana. Generasi ini harus bersuara keras, dan menolak politik uang.

Data KPU menunjukkan bahwa pemilih pada Pemilu 2024 didominasi oleh pemuda, mencapai 55 persen. Pemuda ini memiliki peran penting dalam menentukan kualitas pemilu dan kualitas pemimpin yang terpilih. Apakah ini akan membawa perubahan yang lebih baik bagi Indonesia, atau sebaliknya, akan membuat Indonesia menjadi tidak berpengaruh di mata dunia. Oleh karena itu, peran pemuda diakui memiliki peranan strategis dalam melakukan perubahan yang baik.

Melihat sejarah, kaum muda di Indonesia mengalami depolitisasi yang massif pada masa Orde Baru. Pada saat itu, kaum muda diletakkan pada prinsip kepatuhan, baik dalam organisasi maupun pendidikan. Hal ini kemudian menyebabkan sikap yang tidak peduli terhadap politik di kalangan pemuda. Seolah-olah ada jurang yang memisahkan dunia politik dan pemuda. Akibatnya, terciptalah apatisme politik di kalangan pemuda dan mereka cenderung menjauh dari hiruk pikuk politik.