Calon presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengatakan bahwa kritikan merupakan bagian tak terpisahkan bagi setiap pejabat. Menurutnya, tidak ada pejabat yang lolos dari kritik karena hal itu sebenarnya merupakan bentuk aspirasi masyarakat atas berbagai kebijakan dan kepemimpinannya.
Ganjar mengungkapkan prihatin atas kasus beberapa aktivis dan komika yang mendapat serangan, bahkan sempat diperiksa kepolisian karena dianggap mengkritik pemerintah. Polri beralasan pemeriksaan terhadap aktivis dan komika karena dianggap melanggar aturan yang tertuang dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Ganjar berpendapat bahwa pasal yang mengatur kritikan dalam UU ITE harus dievaluasi, terutama jika hal itu menyangkut kritikan terhadap pejabat. Ia menilai kritikan masyarakat, termasuk yang dilontarkan para komika, melalui konten sebenarnya menyampaikan persoalan di masyarakat dan mengangkat isu yang sedang menjadi sorotan.
Selama 10 tahun menjadi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar memahami bahwa kebijakannya tidak selalu mendapat dukungan dari masyarakat. Meskipun demikian, ia menyambut kritik dengan baik dan mengajak para kritikus untuk datang dan berdiskusi.
Ganjar menegaskan bahwa kritik, meskipun dengan kata-kata yang agak menyengat, seharusnya dianggap sebagai bagian dari gymnastic perasaan, sehingga orang yang dikritik tidak merasa tersinggung.