Langit Jakarta tampak cerah dan biru dalam dua hari terakhir. Bahkan, jarak pandang juga sangat luas sehingga terlihat penampakan Ibu Kota Jakarta yang cerah. Foto/SINDOnews
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan cuaca cerah di Jakarta dengan penampakan langit berwarna biru merupakan fenomena alamiah yang bisa terjadi di segala musim.
“Hal tersebut terjadi karena beberapa hal seperti kondisi angin yang relatif cukup kencang, kelembapan udara cukup kering, sinar matahari, dan partikel penyusun di atmosfer,” ujar Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca, Ida Pramuwardhani dalam keterangan resminya, Rabu (20/3/2024).
Ida pun mengungkapkan beberapa faktor dinamika atmosfer yang menyebabkan cuaca cerah di Jakarta di antaranya bahwa saat ini wilayah Indonesia bagian barat sedang berada pada fase 6, yaitu fase kering Madden-Julian Oscillation (MJO) atau suppressed MJO.
Kemudian, kata Ida, menghangatnya suhu muka laut di perairan Afrika (IOD Positif) menyebabkan potensi hujan di wilayah barat Indonesia lebih rendah dari normalnya.
“Peningkatan kecepatan angin yang disebabkan oleh tertariknya massa udara akibat Bibit Siklon Tropis 91S dan Ex TC Megan sehingga menghambat pertumbuhan awan hujan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek),” jelasnya.
Lalu, apakah hujan di Jakarta yang turun deras beberapa hari belakangan bisa ‘mencuci’ langit jadi biru? Ida menjelaskan dalam beberapa penelitian, hujan diklaim dapat membersihkan polusi udara.
“Hujan adalah fenomena alam di mana tetesan air jatuh dari langit ke permukaan bumi karena kondensasi. Secara umum, hujan sering dianggap memiliki kemampuan untuk membersihkan asap dan mengurangi polusi udara,” papar Ida.
Ida mengatakan beberapa studi juga telah menunjukkan bahwa hujan dapat meningkatkan kualitas udara. Secara teknis, tetesan hujan dapat menarik ratusan partikel PM2,5 ke permukaan saat bergerak melalui atmosfer sebelum jatuh ke tanah. Proses penarikan antara tetesan air dan aerosol ini disebut koagulasi.