portal berita online terbaik di indonesia
Berita  

Antisipasi Dampak Konflik Timur Tengah, Pakar Sarankan Ini

Produksi dalam negeri harus diperkuat guna mengantisipasi dampak konflik di Timur Tengah. Pemerintah disarankan menekan impor barang pangan dan barang konsumsi untuk mendukung kebijakan menjaga sektor riil dari dampak konflik tersebut. Saran itu disampaikan Direktur Center of Economic and Law Studies sekaligus pakar ekonomi Bhima Yudhistira. Dia menilai penyebab melemahnya kurs rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat bukan hanya perang Iran-Israel, tetapi juga melemahnya pengaturan impor. Menurut dia, harus ada langkah nyata membatasi impor. “Efektifnya ya perketat impor dan perkuat produksi dalam negeri,” katanya.

Pakar ekonomi dari Center of Reform on Economic (Core) Mohammad Faisal menuturkan kebijakan fiskal dan moneter yang dikeluarkan pemerintah harus lebih akomodatif dan responsif guna menjaga daya beli masyarakat tidak terpuruk imbas pengaruh global. Faisal juga menekankan pentingnya mengantisipasi kenaikan harga minyak yang berdampak pada kenaikan harga BBM di dalam negeri. Menurutnya, kebijakan fiskal harus lebih longgar dan menghindari kebijakan yang menekan konsumsi dan daya beli masyarakat.

Dari sisi moneter, pemerintah harus memerhatikan hal-hal yang bisa menghambat sektor riil terutama tingkat suku bunga. Pemerintah tidak perlu mengikuti apabila The Fed merespons kondisi geopolitik di Timur Tengah dengan menaikkan tingkat suku bunga. Pemerintah juga bisa mengurangi pelemahan nilai tukar rupiah dengan menggelontorkan cadangan devisa yang cukup banyak.