Berita  

“Rahasia Psikologi Kebijakan Bank Sentral”

Bank sentral memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi suatu negara melalui kebijakan moneter. Meskipun tujuannya adalah menjaga inflasi tetap terkendali dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, keputusan kebijakan moneter sering dipengaruhi oleh faktor psikologis. Inersia moneter, di mana bank sentral cenderung mempertahankan kebijakan moneter yang ada meskipun kondisi ekonomi berubah, dapat disebabkan oleh keengganan menerima kerugian atau loss aversion.

Perilaku individu yang duduk di komite kebijakan moneter dapat mempengaruhi keputusan yang diambil. Bias perilaku seperti loss aversion seringkali membuat bank sentral enggan untuk mengubah kebijakan meskipun kondisi ekonomi memerlukan perubahan. Sebagai contoh, setelah krisis keuangan global 2008, banyak bank sentral menerapkan kebijakan moneter yang sangat akomodatif. Namun, ketika ekonomi mulai pulih, bank sentral cenderung ragu untuk kembali ke kebijakan normal karena risiko yang terkait dengan perubahan kebijakan.

Pembuat kebijakan moneter dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori utama: doves, hawks, dan pigeons. Doves mendukung kebijakan moneter yang ekspansif, hawks cenderung mendukung kebijakan moneter yang ketat, sedangkan pigeons mencari kompromi di antara keduanya. Dalam mengambil keputusan, faktor seperti loss aversion dapat membuat hawks dan doves mengurangi ekstremitas pandangan mereka, mengarah pada peningkatan jumlah pigeons yang mempertahankan kebijakan yang ada, sehingga memperkuat inersia moneter. Mengetahui bagaimana perilaku individu memengaruhi kebijakan moneter dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang stabilitas ekonomi suatu negara.