Japto Soerjosoemarno, salah satu tokoh pemuda di Indonesia, tengah menjadi sorotan setelah rumahnya digeledah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penggeledahan tersebut terkait dengan kasus dugaan korupsi dan penerimaan gratifikasi yang melibatkan mantan Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari. Dalam penggeledahan tersebut, KPK menyita berbagai barang bukti termasuk kendaraan bermotor, uang, valas, serta dokumen dan barang elektronik. Pada Rabu (26/2), Japto menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus ini di Gedung Merah Putih KPK, didampingi oleh empat penasihat hukumnya.
Japto Soerjosoemarno, atau dikenal dengan nama Japto, lahir pada 16 Desember 1949 dan merupakan anak dari pasangan Mayor Jenderal (Purn.) Ir. Kanjeng Pangeran Haryo Soetarjo Soerjosoemarno dan Dolly Zegerius. Ia terkenal sebagai tokoh Pemuda Pancasila dan telah lama aktif dalam organisasi tersebut. Japto memiliki darah keturunan Belanda dan keluarga Mangkunegaran Solo, yang mencerminkan perpaduan antara Eropa dan Jawa dalam garis keturunannya.
Selain itu, Japto Soerjosoemarno juga dikenal karena perannya dalam dunia politik dan organisasi. Ia mendirikan Partai Patriot Pancasila pada tahun 2001 yang kemudian menjadi Partai Patriot pada tahun 2009. Japto juga pernah menjadi Direktur Utama TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) pada tahun 2010 dan menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Golf Indonesia (PGI) untuk periode 2023-2027. Selain itu, ia juga aktif dalam mendukung pelestarian satwa sebagai anggota World Wildlife Fund (WWF), meskipun juga dikenal sebagai pecinta berburu dengan koleksi trophy dari berbagai binatang. Japto juga senang bermain golf bersama koleganya.
Keanggotaan Japto dalam berbagai organisasi dan jalur politiknya telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap karir dan kehidupan pribadinya. Dengan berbagai pengalaman dan posisi kepemimpinan yang diemban oleh Japto, ia tetap menjadi tokoh yang menarik perhatian publik dalam berbagai aspek kehidupan.
