Kemenangan Marc Marquez di MotoGP Thailand tidak datang tanpa drama. Meskipun memulai balapan dari posisi terdepan dan memiliki kecepatan tertinggi dibandingkan dengan para rival, ada momen di mana Marquez terpaksa menyerahkan pimpinan balapan kepada adiknya, Alex Marquez. Namun, pada lap terakhir, pembalap #93 berhasil menyalip pembalap Gresini tanpa masalah dan meraih kemenangan pertamanya untuk tim pabrikan Ducati. Spekulasi muncul tentang apa yang terjadi dengan Desmosedici GP25 Marquez setelah balapan tersebut.
Menurut Marquez, ia harus menerapkan strategi tertentu untuk mematuhi aturan tekanan ban depan minimum Michelin dan menghindari penalti. Aturan tersebut, yang diperkenalkan pada 2023 dan diubah pada 2024, mengharuskan pembalap memastikan tekanan ban tetap di atas 1,8 bar selama lebih dari 60% jarak balapan. Marquez menggunakan slipstream dan bantuan udara dari motor saudaranya untuk mencapai ketentuan tersebut dan menghindari penalti.
Meskipun ada masalah dengan tekanan ban, terutama karena suhu yang lebih rendah dari yang diperkirakan, Gigi Dall’Igna, manajer umum Ducati Corse, menjelaskan bahwa masalah tersebut juga disebabkan oleh perangkat lunak yang belum disetel dengan baik. Meski begitu, Marquez berhasil mengatasi masalah tersebut dan mengamankan kemenangannya.
Keseluruhan, meskipun menghadapi tantangan saat balapan, Marquez mampu memposisikan diri dengan cerdik dan menunjukkan kemampuan sejati sebagai pembalap MotoGP. Dengan strategi dan kecerdasannya, Marquez berhasil meraih kemenangan yang membanggakan untuk tim Ducati.