Presiden Prabowo Subianto memberikan dukungan moral kepada Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam mengusut kasus dugaan korupsi terkait tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada Pertamina subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) periode 2018-2023. Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil menilai bahwa Prabowo berusaha memastikan bahwa Kejagung tidak gentar dalam mengusut kasus yang melibatkan sembilan tersangka agar dapat diselidiki hingga tuntas.
Nasir mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo menggunakan kesempatan ini untuk membersihkan Pertamina Patraniaga dari individual yang tidak berdaya seperti orang-orang yang dikendalikan oleh pihak tertentu. Dia percaya bahwa tindakan ini penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan dan menjaga keberlangsungan Pertamina dan anak perusahaannya.
Lebih lanjut, Nasir mencatat bahwa Presiden Prabowo juga menangani masalah lain seperti sawit, timah, dan sebagainya dengan cara yang berani dan tegas. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada tempat untuk ketakutan di dalam usaha pembersihan dalam organisasi BUMN.
Keberadaan perkara hukum yang melibatkan Pertamina akan berdampak pada perekonomian negara, walaupun dampaknya mungkin tidak signifikan. Nasir juga menyatakan bahwa kasus ini terjadi karena lemahnya pengawasan internal dan adanya dugaan praktik kongkalikong yang merugikan banyak pihak.
Keberadaan mafia terorganisir yang terlibat dalam kasus korupsi Pertamina menunjukkan tingkat kompleksitas dan jangkauan yang luas. Nasir menyampaikan harapannya agar penyidik Kejagung dapat mencari dan menindak aktor intelektual di balik kasus ini untuk menghentikan mata rantai kejahatan tersebut.