PortalBeritaTribun.com adalah portal berita online yang menyajikan informasi terkini dan terpercaya dari berbagai bidang, termasuk politik, kriminal, otomotif, olahraga, dan gaya hidup
Berita  

Diplomasi Global: Solidaritas dan Harapan

Eko Ernada adalah Dosen Hubungan Internasional Universitas Jember dan aktif di kepengurusan PBNU sebagai anggota Badan Khusus Pengembangan Jaringan Internasional (BPJI-PBNU). Lebaran bukan hanya sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga merupakan momen penting untuk merenungkan bagaimana nilai-nilai Islam berinteraksi dengan dinamika global. Idulfitri tidak hanya sebagai perayaan kemenangan atas hawa nafsu, tetapi juga menjadi ajang diplomasi, solidaritas, dan harapan bagi dunia yang penuh konflik dan ketimpangan sosial. Dalam hubungan internasional, perayaan keagamaan sering digunakan sebagai instrumen soft power. Negara-negara Muslim memanfaatkan Idulfitri untuk mempererat hubungan diplomatik dengan negara sahabat. Pemimpin dunia seperti Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan dan Raja Salman dari Arab Saudi memanfaatkan Idulfitri sebagai momen untuk memperkuat hubungan internasional.

Di Amerika Serikat, tradisi ucapan Idulfitri dari Gedung Putih telah menjadi bagian dari upaya diplomasi sejak era Presiden Bill Clinton. Setiap pemimpin memiliki kebijakan yang berbeda dalam merespons momen ini, seperti yang dilakukan oleh Donald Trump dengan menggelar jamuan iftar di Gedung Putih pada tahun 2018. Namun, lebih dari sekadar diplomasi, Lebaran juga mengajarkan tentang kemanusiaan. Islam mendorong zakat fitrah sebagai instrumen sosial untuk membantu mereka yang membutuhkan, sejalan dengan agenda global dalam mengatasi kemiskinan dan ketimpangan.

Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar, memiliki peran strategis dalam diplomasi Idulfitri. Pemimpin Indonesia secara rutin mengirimkan ucapan selamat Idulfitri kepada negara-negara sahabat, menegaskan peran negara ini dalam diplomasi berbasis nilai-nilai Islam. Namun, tantangan muncul ketika komersialisasi Lebaran mulai mengurangi esensi spiritualnya. Lebaran bukan hanya perayaan, tetapi juga menjadi panggilan untuk bertindak, seperti yang terlihat dalam berbagai upaya bantuan kemanusiaan yang dilakukan selama bulan suci Ramadhan.

Sejarah mencatat bahwa Idulfitri sering menjadi titik temu bagi pihak yang bertikai. Islam mengajarkan pentingnya pemaafan dan persaudaraan, namun ironisnya, di beberapa belahan dunia, konflik masih terus berlanjut bahkan di hari Lebaran. Lebaran seharusnya menjadi refleksi nilai-nilai luhur Islam yang membangun peradaban yang lebih harmonis. Konsep silaturahmi dan zakat fitrah dapat menjadi landasan bagi tatanan dunia yang lebih adil dan damai.

Idulfitri harus lebih dari sekadar seremoni tahunan, tetapi juga menjadi momentum untuk membangun dunia yang lebih adil dan manusiawi. Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin.

Source link