Grand Prix Jepang pertama kali hadir di Formula 1 pada tahun 1976 di Sirkuit Fuji sebelum dipindahkan ke Suzuka pada tahun 1987. Meskipun sempat dibatalkan tahun 2020 dan 2021 karena pandemi COVID-19, balapan ini tetap menjadi sorotan karena sejarahnya yang kaya. Suzuka, dengan panjang sirkuit 5,807 km dan 18 tikungan yang menantang, menyuguhkan tantangan teknis bagi para pembalap. Dalam sejarahnya, Suzuka telah melihat 12 gelar juara disegel di sirkuit. Balapan ini membutuhkan penyelesaian 53 lap dengan total jarak 307,471 km.
Selain sejarahnya yang kaya, balapan Grand Prix Jepang juga menjadi sorotan karena kondisi cuaca yang berpotensi berubah-ubah. Akhir pekan di Suzuka diprediksi akan dimulai dengan cuaca cerah pada Jumat sebelum langit mendung dan hujan berpotensi turun menjelang balapan akhir pekan. Red Bull adalah tim yang dinantikan penampilannya, terutama dengan kehadiran Yuki Tsunoda sebagai tandem Max Verstappen. Performa RB21 yang belum memuaskan juga menimbulkan pertanyaan apakah Verstappen dapat mempertahankan kemenangan atau mungkin ada pembalap lain seperti Lando Norris atau Oscar Piastri yang mampu mendapat hat-trick kemenangan.
Dengan judul Max Verstappen sebagai juara di GP Jepang 2024, balapan ini telah menjadi magnet bagi para pencinta F1. Posisi kualifikasi dan jadwal balapan telah ditetapkan untuk Jumat hingga Minggu, menjanjikan akhir pekan yang menegangkan di sirkuit legendaris Suzuka yang akan membawa berbagai tantangan bagi para pembalap. Penonton juga akan melihat bagaimana Red Bull akan tampil di akhir pekan ini di tengah ekspektasi yang tinggi dari para penggemar. Selain itu, sejarah pertarungan sengit di sirkuit Suzuka antara para pembalap legendaris sebelumnya menambah daya tarik tersendiri dari Grand Prix Jepang.