Pemerintahan Indonesia telah mengalami progres penunjukan calon Duta Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Amerika Serikat (AS) dan 10 negara sahabat lainnya oleh Presiden Joko Widodo. Namun, penunjukan tersebut terhenti ketika 11 calon diplomat dicabut usulannya oleh pemerintah sebelum menjalani uji kelayakan di Komisi I DPR. Hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin, yang menyoroti pentingnya posisi Dubes dalam diplomasi, terutama dalam menghadapi kebijakan tarif resiprokal Presiden AS, Donald Trump.
Isu penundaan fit and proper test bagi 11 calon Dubes tersebut menunjukkan kepentingan dalam menemukan figur yang sesuai untuk menjalankan tugas diplomatik. TB Hasanuddin menekankan agar pemerintah segera mencari pengganti yang cocok untuk mengisi posisi tersebut guna memperkuat hubungan bilateral dengan berbagai negara sahabat, termasuk AS.
Terkait dengan kekosongan posisi Dubes RI untuk AS sejak Juli 2023, TB Hasanuddin menyoroti bahwa penempatan Dubes yang terlambat dapat mencerminkan kurangnya kepentingan dalam hubungan bilateral. Oleh karena itu, kepemimpinan yang cepat dan tepat dalam menentukan calon Dubes sangat penting untuk mempertahankan hubungan diplomatik yang kuat.
Dengan demikian, penunjukan Dubes RI untuk berbagai negara sahabat harus dilakukan dengan cermat dan responsif. Hal ini dapat membantu Indonesia memperkuat kehadirannya di dunia internasional dan memastikan bahwa kepemimpinan diplomatik tetap solid sesuai dengan kebijakan luar negeri yang berlaku.
