PortalBeritaTribun.com adalah portal berita online yang menyajikan informasi terkini dan terpercaya dari berbagai bidang, termasuk politik, kriminal, otomotif, olahraga, dan gaya hidup

Kenapa Polusi Udara Jadi Ancaman di F1 2025

Grand Prix Jepang tidak akan disebut sebagai salah satu balapan klasik Formula 1 sepanjang masa. Hal ini karena degradasi ban yang rendah menyebabkan peserta keluar dari lintasan saat bendera start dikibarkan. Selain itu, kurangnya kesempatan untuk menyalip selama balapan juga menjadi catatan penting.

Suzuka diakui sulit untuk menyalip, terutama karena karakteristik lintasannya. Terutama Tikungan 1 yang membuat DRS (Drag Reduction System) tidak efektif. Selain itu, mobil generasi F1 saat ini dirancang untuk mengurangi downforce saat mengalami turbulensi, sehingga membuatnya sulit untuk menyalip dan mengikuti mobil di depan.

Peraturan baru mengenai aerodinamika juga berperan dalam mempengaruhi kemampuan mobil untuk menyalip. Hal ini disebabkan oleh hal-hal seperti udara kotor dan downforce yang hilang saat dalam jarak dekat, sehingga mengakibatkan degradasi yang lebih tinggi. Diharapkan peraturan baru dapat meminimalkan masalah ini dan memungkinkan mobil untuk balapan lebih dekat.

Peningkatan kinerja mobil F1 juga terjadi berkat inovasi dari tim. Misalnya, pengembangan sayap depan, sisi lantai, dan sayap belakang menjadi lebih kompleks. Namun, hal ini juga memberikan kontribusi pada tingkat turbulensi yang lebih besar, membuat mobil sulit diikuti.

Kepala tim McLaren, Andrea Stella, mengemukakan bahwa udara kotor menjadi masalah dalam balapan F1. Seiring dengan pengembangan aerodinamika, mobil menjadi sangat aerodinamis sehingga kehilangan performanya saat diikuti. Melalui peraturan baru yang diharapkan akan diperkenalkan, seperti aerodinamika aktif, diharapkan dapat membantu meningkatkan situasi balapan di tahun mendatang. Meskipun demikian, beberapa sirkuit akan tetap membuat menyalip menjadi sangat sulit.

Source link