Seringkali dalam hubungan sosial, seseorang merasa perlu untuk selalu mengatakan “ya” demi menjaga harmoni dengan orang lain. Meskipun terlihat sebagai bentuk kepedulian, kebiasaan tersebut bisa menjadi melelahkan dan rumit. Ketika keinginan untuk menyenangkan orang lain secara berlebihan, seringkali menimbulkan rasa lelah, cemas, dan kehilangan arah dalam hidup. Sikap ini dikenal sebagai people pleaser, di mana seseorang cenderung terlalu memprioritaskan kebutuhan orang lain daripada diri sendiri. Beberapa ciri-ciri perilaku people-pleasing antara lain sulit untuk berkata “tidak,” terlalu memikirkan pendapat orang lain, merasa bersalah jika menolak permintaan orang lain, dan banyak lagi.
Meskipun ingin membantu dan disukai orang lain adalah hal yang wajar, perilaku people pleaser dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental seseorang. Hal ini dapat menimbulkan perasaan marah dan frustrasi, cemas, stres, kehilangan kemauan diri, dan kehilangan jati diri. Selain itu, hubungan yang tidak seimbang juga bisa muncul ketika hanya satu pihak yang terus memberi. Oleh karena itu, penting untuk mengenali ciri-ciri people pleaser dan memahami dampaknya terhadap kesehatan mental agar bisa menjaga keseimbangan dalam hubungan sosial.