TNI Angkatan Udara (AU) dan United States Air Force (USAF) telah mematangkan rencana untuk latihan gabungan Cope West 2025 dan Military to Military Connection (MtMC) Direct Action Ground Reconnaissance (DAGR) di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. Perencanaan latihan tersebut berada dalam tahap akhir dengan Final Planning Conference (FPC) yang digelar selama empat hari untuk merapikan konsep dan teknis pelaksanaan latihan. Tujuan latihan bersama ini adalah untuk memperkuat hubungan bilateral dan meningkatkan interoperabilitas antar angkatan udara.
Letkol Pnb Bambang Aulia ‘Sphinx’ Yudhistira, Ketua Delegasi TNI AU, menyatakan pentingnya latihan bersama ini dalam membangun kepercayaan, pemahaman, dan kerja sama yang berkelanjutan antara kedua negara. Mayor John Blozinski, Ketua Delegasi USAF, juga mengapresiasi semangat dan kesiapan TNI AU dalam latihan ini, dengan menjunjung semangat Gajah Mada sebagai simbol persatuan dan kekuatan.
Latihan gabungan Cope West 2025 akan menampilkan manuver udara berskala besar dengan melibatkan jet tempur F-15 dari Skadron 336 USAF dan F-16 dari TNI AU di Lanud Roesmin Nurjadin. Sementara itu, MtMC DAGR akan fokus pada pelatihan taktis bagi prajurit Kopasgat, termasuk skenario operasi pengintaian darat dalam situasi tempur nyata.
Latihan ini juga mencerminkan tekad Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono dalam membangun TNI AU yang AMPUH (Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, dan Humanis). Dengan demikian, TNI AU terus menunjukkan kemampuan beradaptasi dengan perkembangan lingkungan strategis dan memperkuat profesionalisme dalam kerja sama militer internasional.
