Pembangunan infrastruktur dasar memegang peran penting dalam mendukung aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat. Faktor-faktor seperti akses jalan, listrik, air bersih, dan tempat tinggal yang layak sangat vital dalam memberikan landasan bagi individu dan komunitas untuk berpartisipasi dalam kegiatan produktif. Investasi dalam infrastruktur dasar dapat secara efektif mengurangi kemiskinan secara berkelanjutan dengan memberikan masyarakat landasan yang kuat untuk berkembang.
Pentingnya membangun infrastruktur sebagai upaya pengentasan kemiskinan telah menjadi fokus strategis, terutama dalam membantu masyarakat keluar dari jerat kemiskinan melalui upaya produktif dan mandiri. Proyek infrastruktur dasar perlu dilihat sebagai investasi jangka panjang yang mampu mendukung transformasi sosial dalam masyarakat miskin, mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dan meningkatkan kesejahteraan sosial yang berkelanjutan.
Namun, tantangan baru muncul akibat ketidakpastian global, seperti perang dagang antara negara-negara besar yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi global. Hal ini juga dapat berdampak langsung pada perekonomian domestik dengan meningkatnya angka PHK dan pengangguran. Prediksi tingkat pengangguran di Indonesia meningkat menjadi 5,0% tahun 2025 menurut laporan IMF, sebagai dampak dari ketidakpastian global.
Oleh karena itu, penting bagi pembangunan infrastruktur tidak hanya responsif terhadap kebutuhan jangka pendek, tetapi juga tangguh dalam menghadapi tekanan eksternal. Pemerintah sendiri telah merespons dinamika ini dengan mengeluarkan Inpres No.1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD TA 2025, sebagai langkah untuk menjaga stabilitas fiskal di tengah tekanan ekonomi.