Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Philip Kuntjoro Widjaja, menegaskan pentingnya moderasi beragama lintas agama sebagai langkah strategis untuk meredam ideologi ekstrem dan menciptakan perdamaian. Menyambut Hari Raya Waisak 2025 yang jatuh pada Senin, 12 Mei 2025, Philip mengatakan bahwa kebijaksanaan untuk perdamaian sangat diperlukan dalam menciptakan harmoni sosial. Menurutnya, kebijaksanaan melatih individu untuk menghadapi perbedaan dengan sikap terbuka, menghindari konflik, dan membangun hubungan berdasarkan penghormatan dan empati.
Tema Hari Raya Waisak 2025, yaitu ‘Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia’, memiliki makna spiritual dan sosial yang mendalam. Philip menjelaskan bahwa pengendalian diri seperti seni mengemudi yang membutuhkan keseimbangan antara mempercepat, mengerem, dan menyesuaikan diri dengan kondisi jalanan. Dia juga menyoroti pentingnya peran generasi muda lintas agama dalam membangun dunia yang lebih baik.
Philip menekankan bahwa Hari Raya Waisak bukan hanya perayaan keagamaan, tetapi juga momentum refleksi dan internalisasi nilai spiritual untuk mencapai pencerahan. Dalam perayaan ini, umat Buddha diajak untuk mengenang tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sidharta Gautama untuk memperdalam makna kedamaian dan kepedulian terhadap sesama serta lingkungan. Dia juga menekankan pentingnya semangat moderasi beragama dalam menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan bangsa.