Seminar yang bertajuk “China dan Keamanan Maritim Regional: Pandangan dari Asia Tenggara” telah diselenggarakan di Jakarta pada hari Senin (19/5/2025). Para akademisi dan pengamat menilai bahwa saat ini Kawasan Asia Tenggara berada dalam situasi yang genting. Terutama wilayah Laut China Selatan (LCS) yang sekarang menjadi titik ketegangan antara kekuatan besar dunia. Ketua Forum Sinologi Indonesia (FSI) Johanes Herlijanto menyatakan bahwa agresivitas China dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi faktor utama yang berkontribusi pada meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut. Selama masa lalu, China telah mempertahankan sikap rendah hati dan berusaha untuk tidak menunjukkan kekuatannya, namun sejak tahun 2012 terlihat bahwa China semakin menunjukkan dominasinya, terutama dalam aktivitas maritim di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) negara-negara Asia Tenggara. Semua ini telah menciptakan ketegangan yang meningkat di kawasan tersebut. Demikianlah paparan pendapat dari para ahli yang disampaikan dalam seminar tersebut.
Perkembangan Respons Terhadap Agresivitas China: Menyatukan ASEAN

Read Also
Recommendation for You

Mantan Presiden Joko Widodo memberikan pernyataan mengenai Pemilihan Presiden 2024 yang direspons oleh Juru Bicara…

Sekretaris Kabinet (Seskab) Letkol Teddy Indra Wijaya baru-baru ini bertemu dengan Duta Besar Jerman untuk…

Presiden Prabowo Subianto akan turun tangan mengatasi polemik empat pulau di Aceh yang masuk Sumatera…

Pemerintah saat ini sedang mempersiapkan revisi Undang-Undang Pemerintah Aceh dalam menghadapi kontroversi terkait 4 pulau…