Berita  

Pelaku Wisata Selam Indonesia: Hentikan Tambang Nikel di Raja Ampat

Aktivitas pertambangan nikel di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya, menimbulkan keprihatinan bagi Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (IDCA), terutama saat memperingati Hari Kelautan Sedunia. IDCA telah mengirim surat terbuka kepada Presiden Prabowo Subianto untuk menyoroti risiko kerusakan lingkungan akibat ekspansi industri tambang nikel di destinasi selam kelas dunia tersebut. Dalam suratnya, IDCA menyerukan pencabutan izin tambang di Raja Ampat, perluasan zona perlindungan laut, peningkatan ekonomi hijau berbasis masyarakat, dan keterlibatan aktif komunitas lokal dalam pengelolaan kawasan.

Raja Ampat, sebagai simbol konservasi laut global, sangat tidak cocok untuk aktivitas industri ekstraktif seperti tambang nikel. IDCA juga menyoroti kontribusi pariwisata Indonesia yang berbasis alam, termasuk pendapatan lebih dari Rp 150 miliar per tahun yang dihasilkan oleh Raja Ampat dari sektor pariwisata. Lokasi tambang di Pulau Kawe juga dipandang mengancam habitat manta ray, terumbu karang, dan reputasi Indonesia sebagai destinasi selam terbaik dunia.

IDCA menyadari pentingnya pembangunan nasional yang inklusif, namun menekankan bahwa tidak semua wilayah cocok untuk ditambang. Pendekatan solusi win-win antara sektor pertambangan dan pariwisata dianggap sebagai strategi yang lebih berkelanjutan. Melalui seruan ini, IDCA berharap agar semua pihak dapat bersatu dalam menjaga warisan laut Indonesia dan memprioritaskan pembangunan hijau sebagai landasan masa depan bangsa.

Source link