Serangan jantung dapat terjadi secara tiba-tiba, termasuk saat seseorang sedang dalam tidur nyenyak. Hal ini menjadi perhatian serius, terutama bagi individu yang memiliki riwayat penyakit jantung atau masalah tidur. Meskipun tubuh terlihat istirahat saat tidur, jantung tetap aktif bekerja melewati malam. Proses ini berdampak pada tekanan darah dan detak jantung yang melambat untuk memberi kesempatan bagi tubuh untuk pulih. Namun, pada beberapa kasus, jantung dapat mengalami tekanan tambahan yang meningkatkan risiko serangan jantung, terutama ketika seseorang sedang beristirahat.
Gangguan tidur, seperti sleep apnea, di antara faktor risiko utama yang meningkatkan kemungkinan serangan jantung. Sleep apnea adalah kondisi dimana seseorang mengalami henti napas secara berulang selama tidur, mengakibatkan penurunan kadar oksigen dalam darah dan membuat jantung bekerja lebih keras. Hal ini, dalam jangka panjang, dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular yang serius.
Penyebab umum serangan jantung meliputi faktor seperti penyakit jantung koroner, gangguan tidur bawaan, infeksi jantung, gagal jantung, aritmia, penyalahgunaan NAPZA, dan hipoksia. Gejala serangan jantung saat tidur, meskipun seringkali tidak disadari, termasuk keringat dingin, nyeri dada, sesak napas, kelelahan ekstrem, dan kecemasan tiba-tiba. Jika tidak ditangani dengan cepat, serangan jantung dapat memunculkan komplikasi serius seperti gangguan irama jantung, gagal jantung, syok kardiogenik, atau henti jantung mendadak.
Penting bagi masyarakat untuk menjaga kesehatan jantung dengan melakukan pemeriksaan secara berkala, terutama jika memiliki faktor risiko tertentu. Selain itu, kualitas tidur juga perlu diperhatikan. Gangguan tidur seperti sleep apnea harus segera ditangani untuk mencegah potensi komplikasi serangan jantung. Dengan demikian, upaya pencegahan dan deteksi dini menjadi kunci penting dalam menjaga kesehatan jantung dan mencegah risiko serangan jantung yang fatal.