Fernando Alonso mengalami kekecewaan setelah balapan di Silverstone yang hanya membawanya pulang dengan dua poin. Meskipun memiliki kualifikasi yang bagus, Aston Martin Racing melewatkan kesempatan besar dalam balapan yang diwarnai oleh hujan, pergantian ban, dan keputusan strategis yang kurang tepat. Dalam balapan tersebut, Alonso finis di urutan kesembilan, sementara rekan setimnya, Lance Stroll, berhasil meraih podium. Alonso merasa frustrasi dengan keputusan yang diambil oleh timnya, terutama dalam hal strategi berhenti di pit.
Balapan dimulai dengan cuaca yang tidak menentu, di mana beberapa pembalap memilih untuk masuk pit setelah lap formasi. Hal ini memungkinkan Alonso untuk naik posisi dari awal meskipun kehilangan tempat dari Pierre Gasly. Namun, dalam kondisi lintasan yang terus berubah, Aston Martin melakukan langkah yang agresif dengan Stroll yang akhirnya berhasil meraih podium. Alonso mengungkapkan kebingungannya terhadap keputusan tim yang terlihat lebih baik dalam mengelola strategi untuk Stroll daripada untuknya.
Perbandingan antara performa kedua pembalap Aston Martin tersebut semakin memperjelas ketidakpuasan Alonso terhadap strategi tim. Menyadari bahwa tim memiliki lebih banyak data untuk membuat keputusan, Alonso merasa kesulitan mengerti mengapa mereka tidak dapat memanfaatkan informasi yang ada dengan sebaik mungkin. Selain itu, meski telah melakukan upgrade pada mobilnya, Alonso masih merasa bahwa hasil yang diperoleh belum sesuai harapan.
Dalam lomba yang diwarnai oleh perubahan-perubahan kondisi, Aston Martin harus menerima fakta bahwa kapasitas bersaing Alonso masih belum mencapai level yang diharapkan. Kehilangan poin berharga di Silverstone menjadi pelajaran berharga bagi tim untuk memperbaiki strategi dan kinerja mereka. Selain itu, Alonso juga menyadari bahwa kesempurnaan dalam strategi balapan menjadi kunci untuk meraih hasil yang diinginkan, seperti yang dialami oleh Hülkenberg yang berhasil naik podium.