Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, telah menegaskan komitmennya untuk memberantas para mafia di sektor minyak dan gas (migas) ketika berkunjung ke Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Bahlil menyampaikan bahwa banyak mafia yang terlibat dalam distribusi bahan bakar minyak (BBM), terutama Pertamax, dan menekankan perlunya keberanian untuk melawan pihak-pihak yang merugikan kualitas BBM. Dalam kunjungannya, Bahlil meminta dukungan dari para santri dan kiai di Tebuireng untuk menghentikan praktik mafia tersebut.
Selain itu, Bahlil juga menyatakan bahwa pemerintah sedang berupaya untuk memastikan subsidi BBM menyasar dengan tepat. Dia menegaskan bahwa dana subsidi negara harus benar-benar diterima oleh masyarakat yang berhak. Bahlil juga membicarakan upaya perbaikan distribusi Liquified Petroleum Gas (LPG) bersubsidi ukuran 3 kilogram meski menghadapi banyak tantangan.
Dalam upayanya untuk mencapai keadilan dalam distribusi energi, Bahlil menunjukkan anggaran besar yang sudah dialokasikan untuk subsidi energi. Dari APBN 2025, sebesar Rp3.621,3 triliun, 15 persen atau Rp420 triliun dikelola oleh Kementerian ESDM untuk subsidi LPG, BBM, dan listrik. Bahlil menegaskan bahwa sebagai Menteri ESDM, tugasnya adalah memastikan bahwa subsidi tersebut benar-benar sampai ke masyarakat yang membutuhkannya.
Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan dan kritik, Bahlil menegaskan bahwa ia tidak akan pernah lelah dalam usahanya untuk memperbaiki tata kelola distribusi energi. Ia yakin bahwa hak rakyat untuk menerima subsidi adalah hal yang tidak boleh diabaikan.