Di dalam artikel ini, akan diulas tiga Panglima TNI yang berasal dari matra laut. Jabatan Panglima TNI adalah posisi tinggi dalam Tentara Nasional Indonesia, diemban oleh perwira bintang empat dengan pangkat Jenderal/Laksamana/Marsekal yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden Indonesia. Menurut Pasal 13 ayat (1) UU Nomor 34 Tahun 2004, TNI dipimpin oleh seorang Panglima yang diangkat oleh Presiden setelah mendapat persetujuan DPR. Pengangkatan dan pemberhentian Panglima dilakukan berdasarkan kepentingan organisasi TNI, dan jabatan Panglima dapat dijabat secara bergantian oleh Perwira Tinggi aktif dari masing-masing Angkatan.
Sejarah militer Indonesia mencatat tiga Panglima TNI yang berasal dari matra laut. Pertama adalah Laksamana TNI (Purn) Widodo Adi Sutjipto, lahir di Boyolali pada 1 Agustus 1944. Widodo menjabat sebagai Panglima TNI periode 1999-2002, setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Panglima dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut. Ia menggantikan Wiranto dan setelah pensiun, menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kemudian, Laksamana TNI (Purn) Agus Suhartono mencatat masa jabatan sebagai Panglima TNI dari 2010 hingga 2013, menggantikan Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso. Jabatan Panglima TNI merupakan posisi penting dalam kekuatan pertahanan nasional, dan penerusnya harus memiliki integritas dan kemampuan untuk memimpin Tentara Nasional Indonesia dengan baik.
