Di sirkuit yang penuh dengan tikungan berkecepatan sedang, di mana downforce adalah raja, akan sangat konyol jika bertaruh melawan salah satu McLaren yang meraih posisi terdepan. Hingga Q2, prospek kekalahan McLaren tampak jauh. Lando Norris mengungguli Oscar Piastri dengan selisih setengah detik, dengan Aston Martin yang sangat cepat, Lance Stroll, berada di urutan ketiga. Kedua McLaren adalah satu-satunya mobil yang berada di bawah angka 1:15, sementara sang polesitter Charles Leclerc terpaut hampir enam persepuluh detik setelah waktu lap 1:15,6 yang kurang memuaskan membuatnya berada di urutan keenam. Suhu trek dan udara menurun sepanjang sesi, tetapi faktor yang jauh lebih besar adalah perubahan arah angin 90 derajat yang tiba-tiba saat pertarungan Q3 berlangsung. Sementara, kecepatan angin rata-rata meningkat, dan hembusan angin makin kencang.
Perubahan itu mudah untuk dilacak pada telemetri juga, dengan pengemudi tiba-tiba melaju lebih lambat antara 5 hingga 8 km/jam di lintasan lurus utama, karena angin silang berubah menjadi angin sakal yang harus ditabrak oleh mobil. Sebagai hasil dari perubahan kondisi, lintasan menjadi lebih lambat secara rata-rata, dengan Leclerc menjadi satu-satunya pembalap dari 10 pembalap Q3 yang melaju lebih cepat, yang sebagian besar disebabkan oleh kesalahan yang cukup besar di Q2. Yang menarik, perubahan kondisi ini lebih mempengaruhi McLaren yang dominan daripada kompetisi, dengan Norris dan Piastri lebih lambat sekitar setengah detik di Q3 dibandingkan beberapa menit sebelumnya.
Menurut prinsipal Andrea Stella, sekitar sepersepuluh disebabkan oleh pembalapnya yang mengambil risiko lebih sedikit daripada Leclerc, sementara 0,4 detik lainnya dapat direplikasi dalam data simulasi sebagai performa mobil yang hilang. Hal itu juga menjelaskan mengapa hal tersebut mempengaruhi kedua pembalap secara merata. Ketika ditanya untuk menjelaskan tentang hasil balapan Q3 yang membingungkan, Stella menjawab bahwa tim McLaren mengalami perubahan kondisi yang signifikan dan menjadi lebih lambat sekitar setengah detik secara rata-rata. Stella juga mengisyaratkan bahwa sensitivitas angin menjadi kelemahan McLaren di Hungaroring.
Apakah sensitivitas terhadap angin silang adalah cerita lengkapnya atau hanya bagian dari penjelasan atas penurunan performa McLaren yang membingungkan? Hal itu tidak mengejutkan bagi tim karena mobil 2025 ini hanya menyimpan sedikit rahasia setelah melewati pertengahan musim. Namun, Stella masih yakin mobilnya bisa memberikan perlawanan kepada Leclerc pada Minggu, terlepas dari apakah 40 persen kemungkinan hujan akan terjadi atau tidak. “Saya cukup optimis bahwa kami akan dapat mengekspresikan kecepatan mobil secara maksimal,” pungkasnya. “Saya telah mengatakan kepada beberapa dari Anda bahwa Ferrari ada dalam permainan, Ferrari tampak kompetitif, tetapi pada saat yang sama kami yakin bahwa kami akan memiliki kecepatan untuk memperjuangkan kemenangan.”