portal berita online terbaik di indonesia
Berita  

Kiai Said Doakan Pemilu 2024 Hasilkan Pemimpin yang Memenuhi 5 Syarat Ini

Kiai Said Doakan Pemilu 2024 Hasilkan Pemimpin yang Memenuhi 5 Syarat Ini

Mantan Ketua Umum PBNU, Kiai Said Aqil Siroj, menyatakan bahwa Sholawat Persatuan Indonesia yang diselenggarakan oleh Partai Persatuan Indonesia (Perindo) bertujuan untuk menjaga persatuan bangsa. Hal ini disampaikan karena Indonesia akan segera menghadapi Pemilihan Presiden pada tahun 2024. Kiai Said berdoa agar pemilu mendatang dapat menghasilkan pemimpin yang memenuhi syarat. “Sholawat ini diadakan Partai Perindo dalam rangka memperkuat, menjaga, mengawal persatuan bangsa Indonesia. Maka, dengan sholawat ini insyaallah pemilu yang akan datang tanggal 14 Februari berlangsung jujur, adil, damai, mudah-mudahan pilpres nanti menghasilkan pemimpin yang memenuhi syarat,” ujar Kiai Said Aqil dalam tausiyahnya, Sabtu (13/1/2024).

Menurutnya, ada 5 syarat yang harus dimiliki seseorang untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden sebagaimana dijelaskan Imam al-Mawardi dalam Kitab Al-Ahkam as-Sulthaniyyah. Syarat pertama adalah orang yang berilmu, yang mana cawapres yang diusung Partai Perindo, Mahfud MD pun merupakan orang berilmu. Syarat kedua adalah orang yang berlaku adil. Sebabnya, presiden dan wakil presiden yang amanah akan menegakan keadilan untuk semua rakyat Indonesia tanpa pandang bulu dan tanpa tebang pilih, mengingat persoalan keadilan sosial dewasa ini justru mengalami penurunan.

Mahfud MD dipandang sebagai orang yang bisa menyelesaikan persoalan keadilan tersebut di Indonesia. “Yang korupsi, yang mencuri, Kapuk, Kapas, Semangka, apalagi, Sandal dipenjara, yang triliunan tenang-tenang saja. Ini insyaallah Pak Mahfud yang bisa menyelesaikan masalah ini asal kita juga berada di belakangnya,” tuturnya. Adapun syarat ketiga, seorang pemimpin haruslah zuhud. Artinya tak rakus, tak tamak, hidup sederhana menerima apa yang ada yang sudah ditentukan. Dia pun mengajak masyarakat memilih pemimpin yang zuhud, tak keduniaan, tak materialis, hingga tak hubbuddunya.

“Keempat, presiden atau wakil presiden harus orang yang berani. Katakan yang kebenaran walaupun berat dan pahit, katakan hanya yang benar, tak boleh ditutupin, katakan yang benar harus dibela, yang salah harus dihukum,” katanya. Kelima atau yang terakhir, tambahnya, presiden dan wakil presiden haruslah orang yang sehat fisiknya dan sehat mentalnya. Sehat fisik, seperti sehat penglihatan, pendengaran, hingga fisiknya, sedangkan sehat mentalnya, seperti berpikir objektif, berpikir dengan tenang, dengan logis, dan tak emosian.