Profil Laksamana Udara/Marsekal TNI (Purn) Soerjadi Soerjadarma diusulkan menjadi Pahlawan Nasional oleh TNI AU, Pemprov Jabar, dan Pemkab Cirebon.
JAKARTA – Profil Laksamana Udara/Marsekal TNI (Purn) Soerjadi Soerjadarma dapat diketahui dari artikel berikut ini. Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) pertama (1946-1962) itu diusulkan menjadi Pahlawan Nasional oleh TNI Angkatan Udara, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat, dan Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui seminar nasional Pengusulan Pahlawan Nasional di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (4/3/2024).
Soerjadi Soerjadarma diusulkan menjadi Pahlawan Nasional karena berjasa dalam pembentukan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) atau yang sekarang dikenal dengan nama TNI Angkatan Udara (AU). Atas jasanya merintis dan membangun TNI AU, Soerjadi dikukuhkan menjadi Bapak AURI didasarkan sesuai Skep KSAU Nomor SKEP/68/VI/2000 yang ditandatangani oleh KSAU Marsekal TNI Hanafie Asnan.
Profil Soerjadi Soerjadarma
Soerjadi lahir dengan nama Elang Soeriadi Soeriadarma pada 6 Desember 1912 di Banyuwangi, Jawa Timur. Nama Elang adalah gelar kebangsawanan yang ada di Keraton Kanoman Cirebon yang berarti Raden.
Dia merupakan anak dari Raden Soejaka Soerjadarma yang bekerja pegawai bank. Sementara sang ibu diketahui telah meninggal dunia pada saat Soerjadi masih bayi.
Ketika masih berusia 6 tahun, Soerjadi memulai pendidikan di ELS (Europeesche Lagere School) yaitu sekolah dasar khusus untuk anak-anak bangsawan. Setelah lulus pada 1926, ia melanjutkan pendidikan ke HBS (Hogere Burgere School) di Bandung, Jawa Barat. Namun, ia tidak sempat menamatkannya karena pindah ke Jakarta. Di Jakarta, Soerjadi bersekolah di KWS-III (Koning Willem School) hingga 1931.
Pendidikan Soerjadi tak berhenti sampai situ. Surjadi kemudian melanjutkan pendidikan perwira di KMA (Koninklijke Militaire Academie), yang terletak di Breda, Belanda. Dia satu dari 40 Bumi Putera yang diterima di KMA di Breda, Belanda, sebelum Perang Dunia II.
Setelah lulus, Soerjadi sempat ditempatkan di Satuan Angkatan Darat Belanda di Nijmegen. Namun sebulan kemudian, tepatnya di Oktober 1934, ia dipindahkan ke Batalyon I Infanteri di Magelang sampai November 1936.
Dalam periode 1945-1949, Soerjadi sebagai KSAU mengembangkan minat dirgantara melalui pendirian Aeroclub, mewujudkan pendidikan dan latihan-latihan dasar penerbangan militer di Maguwo, Maospati, dan Malang (teknik radio, radio operator, penerbang, paratroops, pembekalan udara, morse code). Soerjadarma adalah orang pertama yang menyadari pentingnya keberadaan pasukan payung (paratroops) mengingat kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau. Ini menjadi cikal bakal lahirnya pasukan payung pertama di Indonesia yaitu Pasukan Gerak Tjepat (PGT) yang kini menjadi Kopasgat TNI AU.