Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait hujan sedang hingga lebat yang berpotensi mengguyur sejumlah wilayah di Indonesia hingga 1 Agustus 2024. Saat ini, Indonesia secara umum sedang memasuki puncak musim kemarau.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyatakan bahwa wilayah yang berpotensi diguyur hujan meliputi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Maluku Utara, NTT, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Barat Daya, dan Papua Selatan.
Gelombang Ekuator Rossby diprakirakan aktif di wilayah tersebut, yang mendukung potensi pertumbuhan awan hujan. Selain itu, faktor pemanasan skala lokal juga memberikan pengaruh signifikan dalam proses pengangkatan massa udara dari permukaan bumi ke atmosfer.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menjelaskan bahwa nilai IOD, SOI, dan Nino 3.4 dalam skala global tidak signifikan terhadap peningkatan curah hujan di Indonesia. MJO berada pada fase netral dan tidak berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di Indonesia.
Sirkulasi siklonik terpantau di Samudera Pasifik sebelah utara Papua, yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di beberapa wilayah di Indonesia. Fenomena cuaca ini diprediksi dapat menimbulkan potensi cuaca signifikan hingga 1 Agustus 2024.
Meskipun sejumlah wilayah diprediksi akan diguyur hujan, BMKG tetap mengingatkan pemerintah daerah dan masyarakat tentang potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) karena Indonesia sedang berada di puncak musim kemarau. Masyarakat diimbau untuk menggunakan air dengan bijaksana dan menghindari pembakaran lahan, terutama di wilayah hutan gambut yang rentan terbakar.