portal berita online terbaik di indonesia
Berita  

Peranan Perempuan di Sektor Pertanian Perlu Diperkuat

Penguatan peran perempuan semakin mendapat perhatian dalam diskusi yang berjudul “Meraih Peluang Bisnis melalui Penguatan Peran Perempuan di Sektor Pertanian” yang diselenggarakan oleh PRISMA dan Pemerintah Indonesia di Jakarta, pada Kamis (7/3/2024).

Jakarta – Peran perempuan dalam sektor pertanian dianggap perlu diperkuat. Mereka terlibat penuh dalam rantai nilai pertanian, mulai dari pembibitan, penanaman, pemanenan, hingga kegiatan pascapanen. Hal ini disampaikan oleh Peneliti Ahli Madya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Maesti Mardiharini dalam seminar bisnis “Meraih Peluang Bisnis melalui Penguatan Peran Perempuan di Sektor Pertanian” di Jakarta pada Kamis (7/3/2024). Seminar ini merupakan hasil kolaborasi antara PRISMA (kemitraan Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia untuk pertumbuhan pasar pertanian di Indonesia) dan PISAgro (kemitraan bisnis untuk pertanian berkelanjutan di Indonesia).

“Perempuan merepresentasikan 24% dari keseluruhan petani Indonesia dan terlibat penuh dalam rantai nilai pertanian, mulai dari pembibitan, penanaman, pemanenan, hingga kegiatan pasca panen,” kata Maesti Mardiharini dalam keterangan resmi pada Sabtu (9/3/2024).

Menurut Maesti, masih ada peluang untuk meningkatkan produktivitas perempuan di bidang pertanian. Petani perempuan tidak memiliki akses yang sama dengan petani laki-laki terhadap produk, layanan, dan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas.

“Peningkatan produktivitas perempuan di pertanian akan membuka peluang bagi pelaku usaha untuk meningkatkan investasi mereka dalam kegiatan pertanian,” kata Maesti.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (2011) menyatakan bahwa akses yang setara antara petani laki-laki dan perempuan dapat meningkatkan hasil pertanian sebesar 20-30 persen, sehingga meningkatkan produksi pertanian nasional sebesar 2,5%-4,0%.

Untuk dapat menjangkau lebih banyak petani perempuan, pelaku usaha perlu menganalisis seberapa besar segmen pelanggan perempuan, memahami peran mereka dalam pengambilan keputusan, dan menyesuaikan strategi bisnis dengan cara-cara baru. CEO PRISMA, Mohasin Kabir, menyatakan bahwa program kemitraan bilateral ini membantu pelaku agrobisnis beradaptasi dan menjangkau lebih banyak petani perempuan.

“Pendekatan bisnis yang mengubah pendekatan menjadi lebih inklusif terhadap perempuan dalam pertanian akan membantu meraih peluang bisnis yang signifikan,” kata Kabir.

Langkah-langkah baru yang diambil termasuk mengadakan pertemuan kelompok tani pada waktu dan lokasi yang sesuai dengan kondisi perempuan, mendorong partisipasi aktif perempuan dalam pertemuan, dan mengadakan pertemuan khusus untuk kelompok perempuan.

Exit mobile version