Sebagai penonton Formula 1 sejak masa kecil, pengalaman menonton F1: The Movie sangat menarik bagi saya meskipun film ini sebenarnya ditujukan untuk menarik penonton baru, terutama di Amerika Serikat. Dengan dukungan bintang terkenal seperti Brad Pitt yang memerankan mantan pembalap F1, film ini diproduksi dengan harapan sukses besar di box office musim panas ini. Namun, bagi penggemar yang sudah lama menonton balapan, mungkin akan sedikit terkejut dengan beberapa adegan yang dianggap tidak realistis dalam film ini.
Kisah dalam film ini mengikuti perjalanan mantan pembalap F1, Sonny Hayes, yang diberi kesempatan untuk membawa tim F1 yang sedang berjuang kembali ke puncak klasemen. Dengan pendekatan balapan yang agresif dan permintaan mobil yang tidak konvensional, Hayes mencoba mengubah nasib timnya. Namun, adegan balapan yang diambil dengan teknologi canggih tetap menimbulkan tawa bagi sebagian penggemar F1 yang lebih memilih realisme.
Selain itu, aspek teknologi F1 dalam film ini juga sedikit mengecewakan, dengan cara film mendekati teknologi yang mungkin tidak sepenuhnya sesuai dengan ekspektasi para penggemar. Kemunculan beberapa nama besar dalam dunia F1 seperti Lewis Hamilton dan pembalap McLaren juga dinilai tidak memberikan dampak yang signifikan dalam perjalanan karakter utama, Sonny Hayes.
Meskipun memiliki potensi yang besar dengan dukungan bintang terkenal dan adegan balapan yang menarik, F1: The Movie mungkin tidak sepenuhnya memenuhi ekspektasi penggemar setia Formula 1. Diharapkan dengan lebih melibatkan pembalap dan teknologi F1 yang sesungguhnya, film ini dapat lebih mendekati cerita yang diharapkan oleh penggemar balap mobil.