Piastri Putuskan Penantian 3 Dekade McLaren

Pada Grand Prix Belanda, pembalap McLaren bernama Oscar Piastri berhasil mencatatkan prestasi yang hanya dicapai oleh 26 pembalap Formula 1 sebelumnya. Dia merebut pole position dengan selisih waktu tipis dari rekan setimnya, Lando Norris, dan berhasil mempertahankan posisinya meskipun terjadi tiga kali intervensi safety car yang mengancam keunggulannya. Piastri mampu mengatasi tekanan dari Norris dan Max Verstappen untuk meraih kemenangan. Bahkan, ia berhasil mencatatkan lap tercepat meski menggunakan ban keras pada putaran terakhir, berbeda dengan pembalap lain yang menggunakan ban lunak. Dengan meraih pole position, kemenangan, lap tercepat, dan memimpin sepanjang balapan, Piastri berhasil meraih grand chelem, sebuah prestasi yang luar biasa.
Prestasi ini sudah cukup langka bagi McLaren, meskipun tim ini sebelumnya telah memiliki enam grand chelem, sebagian besar dicatatkan oleh Ayrton Senna dan Mika Hakkinen. Grand slam juga pernah diraih oleh beberapa pembalap lainnya, seperti Lewis Hamilton, Max Verstappen, Fernando Alonso, dan Charles Leclerc. Namun, lima grand chelem sebelumnya milik McLaren adalah milik Senna dan Hakkinen. Misalnya, pada GP Spanyol 1989, Senna sukses menjaga peluang gelar juara dengan kemenangan di Jerez meskipun beberapa kejadian menyulitkannya. Begitu juga pada GP Monako 1990, Senna berhasil memenangi balapan di kandangnya dengan dominasi yang impresif. Hal serupa juga terjadi pada GP Italia 1990 di Monza, di mana kemenangan kandang Ferrari harus diraih oleh Senna. Selain itu, pada GP Brasil 1998, Hakkinen berhasil meraih awal musim yang sempurna bagi McLaren di Sao Paulo, sementara pada GP Monako 1998, ia menang dalam balapan yang tak biasa di Principality dengan McLaren.
Ini mencerminkan sejarah kemenangan spektakuler yang dimiliki McLaren, yang telah mendominasi beberapa perlombaan dengan grand chelem yang dinanti-nantikan selama bertahun-tahun.

Source link

Exit mobile version