Program Satu Keluarga Satu Sarjana yang digagas oleh pasangan Capres dan Cawapres Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, menjadi solusi bagi impian masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan. Utamanya, hal ini berkaitan dengan mahalnya biaya pendidikan di perguruan tinggi.
Menurut Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio di Jakarta, “sekolah telah menjadi persoalan bangsa ini selama ini. Artinya sekolah itu mahal. Jadi pemerintah harus melakukan sesuatu. Bebas belajar 9 tahun, jadi setelah itu perguruan tingginya mahal.”
Menjadi sarjana merupakan impian banyak orang Indonesia. Program ini menjadi idaman atau keinginan banyak pihak di Indonesia. Beberapa hasil survei menunjukkan bahwa responden memilih program Satu Keluarga Miskin, Satu Sarjana milik Ganjar-Mahfud dengan raihan 48%. Sementara program lain seperti Program Tunjangan Ibu Hamil Anies-Muhaimin memperoleh 32%, dan Program Makan dan Susu Gratis Prabowo-Gibran hanya 20%.
Selain itu, Agus menyebut bahwa program paslon 1 dan 2 saling terkait yakni persoalan stunting. Menurutnya, persoalan stunting juga menjadi fokus dari pemerintahan saat ini, meskipun dalam pelaksanaannya masih belum sesuai.
Program Satu Keluarga Satu Sarjana diharapkan dapat memberikan kesempatan pada setiap keluarga di Indonesia untuk memiliki minimal satu sarjana, sebagai upaya untuk meningkatkan akses pendidikan tinggi di Indonesia.
